Minggu, 13 November 2016

metode pembelajaran kooperatif

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF


MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2016/2017
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam
Universitas Darul ‘Ulum
Jombang


     Dosen Pengampu:
H. EKO HADI WARDOYO, S.Pd., M.Pd.I.

 











Oleh :
Kelompok II

Agung Prakuso          ( 14.23.86208.008 )
Fajriah Annurjanah    ( 14.23.86208.104 )
Lisa Oktavia              ( 14.23.86208.024 )
Raghda Lufita           ( 14.23.86208.055 )
Selfania Fatmawati   ( 14.23.86208.007 )
,

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Adanya kecenderungan sekolah-sekolah membentuk kelas-kelas unggulan atas dasar prestasi akademik dewasa ini patut dikaji ulang. Apakah kecenderungan itu didasari atas pertimbangan yang sejalan dengan tujuan pendidikan kita ataukah karena pertimbangan lain sesuai dengan permintaan pasar yang bersifat sesaat, terlepas dari mana yang benar, fenomena yang muncul dalam sistem persekolahan yang ada sekarang ini cenderung memperlakukan siswa secara kurang adil dan kurang humanistis. Siswa pandai diberi label unggul dengan segala fasilitas yang diberikannya, sementara siswa yang di kelas tak unggul memperoleh label kurang dan predikat negatif yang lain. Siswa pada kelompok unggul berkompetisi secara keras dan cenderung individualistik. Sementara siswa di kelas tidak unggul merasa tidak mampu, frustasi dan selanjutnya menerima keadaan itu.
Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah model pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Menurut Wikipedia (2011) “pembelajaran kooperatif atau cooperative learningmerupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa”.
Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam kelompok

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat di rumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari pembelajaran kooperatif ?
2.      Apa saja unsur-unsur dan karakteristik pembelajaran kooperatif ?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif ?

C.      Batasan Masalah
Pada makalah ini, penulis membatasi masalah hanya membahas tentang pengertian pembelajaran kooperatif dan kelebihan, kekurangan pembelajaran kooperatif.

D.      Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini :
Mengetahui tentang pengertian dari pembelajaran kooperatif.
1.     Mengerti apa saja unsur-unsur dan karakteristik dari pembelajaran
  kooperatif.
2.    Mengerti kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif.

BAB II
PEMBAHASAN



A.           Pengertian Pembelajaran kooperatif
            Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Malik (2011) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis untuk sampai kepada pengalaman individual dan kelompok, saling membantu, berdiskusi, ber- argumentasi dan saling mengisi untuk memperoleh pemahaman bersama”.
Menurut Wikipedia (2011) “pembelajaran kooperatif atau cooperative learningmerupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa”.[1]
Dari beberapa definisi diatas dapat diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Falsafah yang mendasari pembelajaran cooperative learning (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.[2]
B.            Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
1.        Saling Ketergantungan Positif
Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal
2.        Tanggung Jawab Perseorangan
Pembelajaran kooperatif juga ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian individual tersebut selanjutnya disampaikan guru kepada kelompok agar semua kelompok dapat mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan.
3.        Interaksi Tatap Muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melalukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam ini memungkinkan siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi dan ini juga akan lebih memudahkan siswa dalam belajar.
4.        Komunikasi antar Anggota Kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahan pikiran logis, tidak mendominasi oranglain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi sengaja diajarkan dalam pembelajaran kooperatif ini.
5.        Evaluasi Proses Kelompok
Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.

C.           Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
1.        Dalam kelompoknya, siswa haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan”.
2.        Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam kelompok, di samping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3.        Siswa haruslah berpandangan bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4.        Siswa haruslah berpandangan bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
5.        Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
6.        Siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
7.        Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
8.        Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani di dalam kelompoknya.

D.           Kelebihan dan Kekurangan dari Pembelajaran Kooperatif
          Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
1.        siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah   kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2.        dapat mengembangkan kemampuan, mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3.        dapat membantu siswa untuk menhargaiorang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4.        dapat memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5.      merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan orang lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap positif terhadap sekolah.
6.      dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik.Siswa dapat memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
7.      dapat meningkatkan kemampuan siswamengelola informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8.      dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan berfikir.

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif.
1.         Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,
2.         Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3.         Topik permasalahan yang dibahas cenderung meluas sehingga banyak
       yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4.         Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini meng-akibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
5.         Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar.[3]



                                                                                                                                   
BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif,interaksi tatap mukatanggung jawab perseorangankomunikasi antar anggota kelompokevaluasi proses kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatifyaitu siswa harus memiliki tujuan yang sama, rasa saling menolong, saling bertukar pikiran, saling menghargai, saling membagi tugas, dan dapat dipertanggungjawabkan secara kolompok.
Keunggulan model pembelajaran kooperatif yaitu: siswa tidak ber- gantung kepada guru, mampu mengekplorasikan ide dan gagasannya, saling menerima perbedaan, saling bertukar pendapat, meningkatkan semangat belajar, siswa menjadi aktif. Kelemahan model pembela- jaran kooperatif yaitu: dibutuhkan tenaga yang lebih dari guru untuk mengatur siswadan menyiapkan materi, dapat terjadi perdebatan kecil, siswa lebih cenderung bergurau dengan temannya, membutuhkan fasili- tas yang memadai, terjadi perluasan masalah sehingga waktu terbuang sia-sia, terkadang diskusi didominasi seseorang saja sehingga siswa lain menjadi pasif.



B.                SARAN
Untuk para pengajar dalam proses pembelajaran lebih baik meng- gunakan strategi kooperatif dengan berbagai tipe seperti penjelasan di atas karena dapat membuat siswa lebih cepat menerima daripada meng- gunakan strategi yang konvensional.
Apabila menggunakan pembelajaran kooperatif guru harus selalu mem- bimbing siswa dalam berdiskusi agar tujuan pembelajaran dapat ter- capai.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal setiap siswa harus aktif dalam berdiskusi dan harus saling menghargai setiap pendapat, ide, atau ga- gasan dari anggota yang lain.






DAFTAR RUJUKAN

www.muhfida.com/pembelajaran-cooperative-learning.html, ( diakses pada hari minggu tanggal 06 November 2016 pada jam 10.00)
www.penelitian tindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-kooperatif-cooperative. html), ( diakses pada hari minggu tanggal 06 November 2016 pada jam 10.12)
www.id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif. html, (diakses pada hari minggu tanggal 06 November 2016 pada jam 10.30)





[1] www.id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif. html, (diakses pada hari minggu tanggal 06 November 2016 pada jam 10.30)
[2] www.muhfida.com/pembelajaran-cooperative-learning.html, ( diakses pada hari minggu tanggal
   06 November 2016 pada jam 10.00)

[3]www.penelitian tindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-kooperatif-cooperative. html), ( diakses pada hari minggu tanggal 06 November 2016 pada jam 10.12)